NU Online: 22 Tahun Menjadi Lentera Digital bagi Nahdliyin
- account_circle Evant Andi
- calendar_month Sel, 15 Jul 2025
- visibility 116
- comment 0 komentar

Di tengah derasnya arus informasi dan transformasi digital, NU Online telah membuktikan dirinya sebagai media rujukan yang tak tergantikan bagi warga Nahdliyin. Usianya yang ke-22 bukan sekadar angka, melainkan simbol konsistensi dalam menyebarkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah secara moderat, mendalam, dan relevan dengan zaman.
Hasan Basri Marwah, dalam tulisannya NU Online dan Transformasi Ritmisnya, menggambarkan bagaimana NU bukan saja sebagai organisasi masyarakat, melainkan menjadi sebuah media bagi para pengikutnya.
Sebut saja Swara Nahdlatoel Oelama (1927), Oetoesan Nahdlatoel Oelama (1928) dan Berita Nahdlatoel Oelama (1932). Media tersebut menjadi wujud eksistensi dari sebuah perkumpulan bernama NU. Di samping itu, ada visi para pendiri bahwa di masa selanjutnya media akan menjadi salah satu tolok ukur bagi keberlangsungan NU sebagai wadah perjuangan Islam Indonesia.
Setelah Swara Nahdlatoel Oelama, NU menerbitkan banyak majalah, disusul oleh lembaga-lembaga (lajnah) dan badan otonom di struktural NU yang turut menerbitkan majalah dan koran.
Sebagai Ketua Gerakan Pemuda Ansor di tingkat kecamatan, saya sendiri merasakan langsung betapa NU Online bukan hanya media baca, tetapi juga alat perjuangan yang memperkuat dakwah, pendidikan, dan pelayanan umat. NU Online Super Apps, misalnya, adalah bukti nyata bahwa teknologi bisa bersinergi dengan tradisi. Di dalamnya, tersedia berbagai macam fitur dan layanan yang memudahkan umat.
Dalam memudahkan penjadwalan kegiatan keagamaan misalnya, tersedia Kalender Hijriah dan Waktu Sholat. Teman spiritual yang bisa diakses kapan saja, tersedia Al-Quran digital, Bacaan Wirid, dan Doa. Menjaga kekayaan tradisi amaliyah Nahdliyin agar tetap hidup dan terjaga, tersedia bacaan Tahlil, Maulid, dan Panduan Ibadah. Mendorong semangat berbagi dan memudahkan pelaksanaan kewajiban sosial, tersedia menu Zakat dan Sedekah. Dan yang paling saya andalkan adalah, tersedianya teks Khutbah Jum’at dan hari raya islam, semua tersaji dalam satu aplikasi.
Lebih dari itu, NU Online menjadi ruang belajar yang inklusif. Artikel-artikel keislaman yang disajikan tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga memperkuat identitas keagamaan yang rahmatan lil ‘alamin. Di tengah tantangan ideologi transnasional dan disinformasi keagamaan, NU Online hadir sebagai benteng pemikiran yang kokoh.
NU Online bukan sekadar media—ia adalah mitra dakwah, penjaga tradisi, dan penggerak perubahan. Semoga di usia ke-22 ini, NU Online terus tumbuh menjadi platform digital yang semakin inovatif, inklusif, dan inspiratif bagi seluruh Nahdliyin serta umat Islam di Indonesia.
- Penulis: Evant Andi